24 Juni 2013

Pesawat tercanggih (B2 spirit)


Untuk memenuhi kebutuhan pesawat pembom yang dapat terbang tinggi dan tidak terdeteksi radar musuh, militer AS kembali menggelar proyek Advanced Technology Bomber (ATB). Proyek rahasia ini dikontrol langsung oleh Pemerintahan AS yang saat itu berada dibawah pimpinan Presiden Jimmy Carter (1977-1981).

Jika anda pernah memainkan game Pc: Command and Qonquer General: versi Zero Hours, tentunya anda sudah tidak asing lagi dengan pesawat pembom B-2 Spirit. Pesawat ini merupakan hasil keberhasilan Amerika dalam menciptakan sebuah pesawat pembom yang tak ada tandingannya, dengan bentuknya yang aneh, berwarna hitam dengan sayap yang membentang sangat panjang, dan tak terdeteksi radar. Namun dibalik aura monster dan “ghost” yang disematkan untuk pesawat ini karena pesawat mampu menghilang dari radar musuh, pengoperasiannya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dan karena pengoperasian B-2 teramat besar dan menguras kantong finansial AS, maka saat ini tidak banyak B-2 Spirit yang diterjunkan untuk melakukan misi pemboman kecuali jika situasi yang mendesak memungkinkan untuk dilakukan.

Proyek ATB yang juga melibatkan Pentagon, Dephan AS, dan USAF, sama-sama memfokuskan proyeknya untuk mewujudkan ppesawat pembom yang akan digunakan menyerang Soviet. Tim dari militer dan Pemerintah AS tidak hanya menginginkan terciptanya pesawat pembom berat yang anti-radar dan aman sewaktu melintasi wilayah udara musuh, namun juga mampu mengangkut bom pintar (smart bomb) yang sangat presisi (akurat) serta dapat mengangkut bom nuklir.


Berdasarkan pengalaman pertempuran di Vietnam dan Timur Tengah, yang mengakibatkan ratusan pesawat AS jatuh terkena hantaman rudal anti-pesawat, upaya untuk menghadirkan pesawat yang bisa lolos dari kejaran rudal menjadi semakin mendesak. Sebenarnya hal ini cukup sulit diwujudkan. Dalam tugas khusus, pesawat yang dikenal sebagai Northrop Grumman B-2 Spirit itu bahkan harus memiliki spesifikasi multi-role. Sebagai pesawat pembom jarak jauh anti-radar, B-2 juga harus bisa difungsikan untuk melaksanakan misi pengintaian dari udara.

Proyek untuk menciptakan pesawat tempur stealth anti-radar ini, sebenarnya sudah mulai dikerjakan AS pada pertengahan tahun 1970. Tujuan utama militer AS adalah terwujudnya pesawat pembom strategis yang bisa menggantikan pesawat pembom berat yang masih rawan terkena hantaman rudal darat-ke-udara (SAM), yakni pesawat Boeing B-52 Stratofortress. Prototipe yang menjadi cikal bakal pesawat siluman pun mulai diproduksi seperti B-70 dan B-1A. Namun karena dua pesawat siluman tersebut masih rawan terhadap tembakan rudal lawan, proyek untuk B-70 dan B-1A kemudian dihentikan.

Pada 20 Oktober 1981 rancangan pesawat stealth buatan Northrop/Boeing akhirnya memenangkan kompetisi dan resmi dinamai B-2 Spirit. Nama yang diambil sekaligus untuk menghormati kapal Perang AS bertenaga nuklir dan bersenjata rudal balistik, USS Kitty Hawk (Spirit of Kitty Hawk). Program selanjutnya untuk memproduksi B-2 dalam skala besar pun ditandatangani kontraknya pada bulan Oktober 1981. butuh waktu 8 tahun dan dana sebesar 23 militer dolar untuk research and development, serta melibatkan para pakar dan teknisi penerbangan dari MIT, hingga kerja keras itu akhirnya berhasil mewujudkan B-2.


UJI TERBANG

 Lapangan udara Air Force Plant 42, Palmdale, CA

Produk pertama B-2 yang dipajang di lapangan udara, Air Force Plant 42, Palmdale, California, dipublikasikan ke masyarakat luas pada 22 November 1988. Dan penerbangan B-2 untuk pertama kali dan disaksikan sekitar 13.000 orang berlangsung pada 17 Juli 1989 di Palmdale. Penerbangan perdana diawasi langsung oleh Combined Test Force, Air Force Flight Test Center, yang berlokasi di Edwards Air Force Base, California. Produksi B-2 dalam jumlah besar pun ditandatangani oleh Menhan AS pada bulan April 1990. Semula, produksi B-2 yang akan diproduksi AS sebanyak 132 unit tapi demi penghematan, maka Departemen Pertahanan AS memutuskan untuk memproduksi 76 unit B-2 dengan anggaran 648 miliar dolar AS.

Namun karena tantangan Perang Dingin memudar akibat Soviet yang bubar, rencana produksi B-2 yang semula berjumlah 76 unit, oleh Presiden AS, direduksi lagi menjadi hanya 20 unit. Tujuan produksi B-2 yang semula dirancang untuk melakukan misi terbang jarak jauh ke Soviet pun diubah menjadi misi penerbangan konvensional yang secara militer tak ada tantangannya sama sekali.

Program test flight untuk memastikan bahwa B-2 Spirit siap operasional mendapat dorongan yang signifikan ketika pada bulan Maret 1996. Melalui kongres, Presiden AS Bill Clinton mengucurkan dana yang kemudian digunakan untuk mengupgrade B-2. Dana sebesar 493 juta dolar itu bisa digunakan untuk mengupgrade 21 unit pesawat B-2. Program upgrade yang dilakukan adalah untuk mengganti landing gear, perangkat avionik terbaru, memodifikasi sejumlah struktur pesawat, sistem bahan bakar, dan sistem persenjataan khusus untuk persenjataan B-2 yang mengangkut ratusan bom dilengkapi alat ruang bom (bomb bay) khusus sehingga membuat proses pemasangan bom bisa berjalan lebih cepat.


Kendati biaya produksi, operasional, dan pemeliharaan B-2 makin membengkak pada tahun 1998, B-2 yang sudah fully operation mulai dikirim ke USAF. 8 unit B-2 yang sudah siap upgrade dari Blok 10 ke Blok 30 akan dikirim paling lambat tahun 2000. Beberapa unit pesawat B-2 yang diterima oleh USAF, kemudian mereka tergabung kedalam 509th dan siap menjalani misi tempur.

Para pilot 509th yang menerbangkan B-2 merupakan penerbang pilihan dan sangat profesional dengan jam terbang yang tinggi. Dari 70 pilot yang mendaftar dan umumnya pernah menerbangkan B-2 ketika bergabung di 509th, mereka harus menjalani seleksi ulang secara ketat. Setelah diseleksi, hanya tersisa 20 calon pilot yang terpilih tapi setelah menjalani test di Hughes Weapon Sytem Traine, hanya tersisa 5 pilot yang akhirnya terpilih untuk menerbangkan B-2 di 509th. Sedangkan untuk pilot latih B-2, syaratnya lebih berat lagi, yakni pilot berpangkat kapten dengan 1.000 jam terbang untuk pesawat pembom atau 1.600 jam terbang untuk pesawat tempur.


sumber: military18

Tidak ada komentar: