29 Juni 2013

Beginilah Cara Google Bikin Karyawan Betah


Perusahaan mana yang tidak ingin karyawannya setia, produktif, dan betah bekerja di kantor? Karena itulah, perusahaan yang baik dan sehat pasti berusaha menjaga iklim kerja dan semangat para karyawannya dengan memberikan tunjangan serta fasilitas terbaik bagi mereka. 

Hal ini pun dilakukan oleh perusahaan-perusahaan teknologi yang berbasis di Silicon Valley, California, AS. Salah satunya adalah Google.

Selain dikenal baik hati kepada para karyawannya, Google juga menjadi salah satu perusahaan teknologi yang paling diincar oleh para pencari kerja. Betapa tidak? Tunjangan-tunjangan serta fasilitas yang diberikan oleh perusahaan yang didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin ini mampu menjamin para karyawannya hidup senang, tenang, dan berkecukupan. Tampaknya tak ada hal lain yang perlu dikhawatirkan oleh para Googler (karyawan Google), kecuali pekerjaan mereka. 

Apa saja fasilitas yang bisa dinikmati oleh para Googler? 

Google menyediakan transportasi gratis bagi para Googler yang tinggal di sekitar Mountain View, dekat dengan lokasi Googleplex (kantor Google). Google juga menyediakan fasilitas pangkas rambut gratis di kantor bagi para karyawannya yang sibuk. Mereka tak perlu pergi ke salon sendiri dan antre untuk memangkas rambut atau poninya yang sudah mulai panjang.

Agar para Googler bisa benar-benar beristirahat di akhir pekan, Google menyediakan fasilitaslaundry dan layanan dry cleaning di kantornya. Jadi, bukan hal aneh jika setiap akhir pekan para karyawan membawa pakaian kotornya ke Googleplex.

Di Googleplex, karyawan juga bisa bersantai sambil bermain ping pong, biliar, dan foosball alias tablefootball. Meja-meja permainan ini terletak di beberapa tempat dalam gedung. Bagi para Googler yang hobi "berolahraga jempol", Google juga menyediakan perlengkapan video game

Kalau mau, karyawan Google boleh membawa hewan peliharaannya ke kantor. Akan tetapi, yang satu ini rasanya sulit jika ingin sering dilakukan karena bekerja sambil mengawasi hewan peliharaan bukan hal yang mudah dilakukan. Untuk menyambut akhir pekan, setiap Jumat, para Googler biasa berkumpul bersama sambil minum bir dan anggur gratis. 

Seru, tetapi itu belum apa-apa. Masih banyak tunjangan dan fasilitas yang dapat dinikmati oleh para Googler. Daftarnya dilansir oleh Business Insider dan pasti membuat Anda bermimpi untuk bekerja di sana. 

Makanan dan minuman gratis

Makan siang gratis di kantor karyawan mungkin hal yang sudah biasa di banyak kantor. Nah, di Googleplex, selain makan siang, sarapan dan makan malam pun selalu tersedia bagi karyawan. Ini karena lokasi kantor Google agak jauh dari restoran. Fasilitas yang satu ini membuat para Googler bisa menghemat waktu dan uang mereka. 

Googleplex juga dilengkapi dapur-dapur kecil yang menyediakan kopi, snack, dan minuman bagi para karyawan. Dapur-dapur itu ditempatkan berdekatan dengan ruang kerja karyawan agar Googler tak perlu pergi jauh dari mejanya untuk mengambil makanan. Intinya, perut para penghuni Googleplex dijamin selalu kenyang.

Jaminan kesehatan 

Agar karyawannya tetap bugar, Google menyediakan gym dan kolam renang di lingkungan kantornya. Tak tanggung-tanggung, kolam renang itu dijaga oleh petugas khusus untuk memastikan keselamatan para penggunanya. Karyawan Google yang tidak enak badan atau terluka saat bekerja juga bisa membuat janji dengan dokter di Googleplex. 

Meskipun bekerja di Google terlihat sangat menyenangkan, para karyawan juga punya tanggung jawab yang besar dan dituntut untuk berkinerja baik. Karena itu, pekerjaan juga bisa membuat mereka pusing. Namun, ketika sukses menyelesaikan suatu proyek dengan baik, mereka bisa menikmati bonus pijat selama 1 jam dari therapist yang disewa Google.

Aturan 80/20

Aturan Google yang satu ini sangat terkenal. Google menuntut para karyawannya untuk menghabiskan 80 persen waktu kerja di kantor untuk mengerjakan pekerjaan mereka, dan meluangkan 20 persen sisanya untuk mengerjakan proyek khusus sesuai passion mereka. Artinya, dalam waktu kerja standar selama seminggu, ada satu hari penuh yang dapat mereka gunakan untuk mengerjakan proyek di luar pekerjaan utama mereka.

Google banyak mengembangkan teknologi masa depan di Google Labs. Menurut Google, kebanyakan teknologi canggih itu justru berawal dari proyek-proyek "sampingan" para karyawan dalam program 20 persen itu.

Bertemu banyak orang pintar

Karyawan Google adalah orang-orang yang pintar. Di Googleplex, mereka juga terbiasa bertemu dan bekerja dengan orang-orang pintar lainnya, termasuk Larry Page dan Sergey Brin. Googler juga sudah terbiasa bertemu dan bekerja dengan para pemimpin, pemikir, dan seleb di industri teknologi. 

Meskipun para karyawannya sudah pintar, Google tetap mendorong mereka untuk selalu belajar. Salah satu buktinya, pintu kamar mandi dan bagian atas urinoir dalam toilet kantor mereka dihiasi berbagai puzzle dan tips seputar coding. Rupanya para Googler juga percaya bahwa toilet merupakan salah satu tempat terbaik untuk menemukan inspirasi.

TechStop

TechStop adalah unit tech-support yang dijaga oleh para spesialis TI terbaik di Googleplex. Di sana, para karyawan yang mendapat kesulitan berhubungan dengan hardware dan software bisa meminta pertolongan. TechStop buka 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Urusan TI sepele sekalipun akan dilayani di tempat ini, termasuk ketika karyawan lupa membawa charger laptop-nya ke kantor. 

Cuti melahirkan dan punya anak

Pepatah "banyak anak banyak rezeki" tampaknya berlaku bagi para Googler. Sementara kantor-kantor lain hanya memberikan cuti melahirkan kepada para karyawan perempuan, Google juga bermurah hati memberikan cuti "menyambut anak" bagi para karyawan laki-lakinya. 

Google memberikan hadiah "libur" selama 6 minggu, dan tetap digaji, kepada Googler laki-laki yang istrinya melahirkan. Sementara itu, kepada Googler perempuan yang baru melahirkan, Google memberikan libur selama 18 minggu setelah sang anak lahir. 

Bukan itu saja. Setelah kelahiran sang anak, karyawan juga mendapatkan bonus untuk meringankan biaya-biaya membeli kebutuhan bayi. Setelah sang ibu kembali bekerja, dia bisa membawa bayinya ke kantor dan menitipkannya di fasilitas Day Care yang disediakan di Googleplex.

Tunjangan kematian

Google menjamin kesejahteraan karyawannya, bahkan sampai mereka meninggal dunia. Ketika ada Googler yang meninggal dunia, perusahaan akan mencairkan asuransi jiwa karyawan dan memberikannya kepada keluarga yang ditinggalkan. Google juga akan membayarkan setengah dari gaji karyawan tersebut kepada suami/istrinya yang ditinggalkan hingga 10 tahun ke depan. Selain itu, Google juga akan memberikan tunjangan sebesar 1.000 dollar AS yang diberikan setiap bulan kepada anak-anak almarhum. 

Jadi, siapa yang ingin bekerja di Googleplex?

Sumber: http://tekno.kompas.com/read/2013/03/11/17153022/Beginilah.Cara.Google.Bikin.Karyawan.Betah

28 Juni 2013

Khawatir Robot Tentara


Di dunia yang telah memiliki kendaraan robot dan lini perakitan otomatis, apakah robot pejuang akan muncul? Beberapa negara termasuk Amerika Serikat, Israel, dan Inggris tengah mengembangkan robot mematikan otomatis yang berperilaku seperti tentara manusia dan bisa dikirim ke medan laga.

Beberapa model robot telah didesain untuk membawa senjata mesin dan senapan canggih. Perusahaan iRobot, yang membuat penyedot debu Roomba, telah mengembangkan sebuah robot untuk melumpuhkan lawan. Sementara Angkatan Laut Amerika Serikat telah mengujicoba pesawat nirawak yang mampu terbang dan mendarat di kapal induk dan menjatuhkan dua ton artileri.

Para pendukung melihat sejumlah manfaat, termasuk kemampuan untuk melancarkan pertempuran dengan pasukan yang tak kenal lelah, dan juga menurunnya kematian. Namun, organisasi internasional meragukan teknologi berbahaya seperti ini dan risiko yang akan dihasilkan.

National Geographic mewawancarai Christof Heyns – seorang pengacara hak asasi manusia dan merupakan Special Rapporteur PBB di bidang hukum, rangkuman, dan tindakan arbitrer – tentang Lethal Autonomous Robots (LARs), istilah untuk robot-robot pejuang, dan apakah para pengembang harus melanjutkannya dengan bebas.


Anda meminta adanya moratorium terkait lethal autonomous robots (LAR). Apa kekhawatiran Anda tentang teknologi ini?
Bisakah robot membuat keputuasan yang dibutuhkan dalam perang, seperti membedakan antara pejuang dan warga sipil? Mereka akan mempermudah negara-negara untuk memutuskan perang dan dapat digunakan oleh para pemimpin lalim untuk menekan orang-orang mereka. Siapa yang akan bertanggungjawab jika robot tersebut menggila? Apakah mesin membunuh manusia bisa diterima?


Banyak negara sudah sejak lama memiliki instrumen perang otomatis yang mematikan seperti misil dan bom, belum lagi meningkatnya penggunaan pesawat nirawak. Apa yang membuat robot-robot ini berbeda?


Bom tidaklah otomatis, begitu juga pesawat nirawak. Ini merupakan pembeda yang sangat penting dan menjadi dasar kekhawatiran seputar LAR. Pesawat nirawak tak lepas dari keterlibatan manusia. LAR tidak, jadi, dengan LAR, mesin membuat keputusan apakah akan membunuh atau siapa yang akan dibunuh.


Meski ada risiko kebijakan hukum, kemanusiaan, dan kebijakan luar negeri, apakah ada sisi positif dari pejuang-pejuang otomatis ini?


Ya, mereka yang mendukung akan menyatakan bahwa robot ini bisa membidik lebih spesifik dan akan mengurangi kematian warga sipil. Mereka juga bisa mendapatkan informasi taktis terkait musuh tertentu yang bisa kita kejar atau kita proses. Akan tetapi, ini membuat mereka jadi semakin mudah untuk memutuskan berperang.

Sumber: NatGeo Indonesia

25 Juni 2013

Mampukah kita merawat satwa langka?

 Kebun binatang sejatinya bukanlah tempat menonton satwa, tetapi justru mengembangbiakan satwa langka di luar habitat aslinya.

Serangkaian foto itu membuat pengguna akun media sosial (twitter, facebook, instagram, path) merasa sesak di dada. Harimau sumatra, kucing besar langka di negeri ini, terlihat tak berdaya. Satwa yang di habitat alaminya menjadi penguasa rimba itu bertubuh kuyu dan kurus. Ia menjadi salah satu satwa yang tinggal di kandang Kebun Binatang Surabaya di Jawa Timur.

Pengelolaan Kebun Binatang Surabaya pun menjadi sorotan. Pada tahun 2010, Kementerian Kehutanan pernah mencabut izin pengelolaan lantaran kebun bintang tersangkut masalah kematian sejumlah satwa, termasuk harimau sumatra.

Boleh jadi persoalan kebun binatang di Surabaya itu menjadi puncak gunung es bagi pengelolaan satwa di luar habitat alaminya. Memang, bukan perkara mudah untuk mengurus satwa yang seharusnya berada di rumah aslinya alias hutan hujan tropis Nusantara.

Usaha penangkaran di luar habitat dan rehabilitasi satwa telah dilakukan sejak lama. Hal ini dilakukan seiring dengan kawasan hutan Indonesia yang semakin menyusut. Dari luas total 120,35 juta hektare, hampir separuh hutan Indonesia mengalami kerusakan atau tak dapat berfungsi optimal. Pada 2001 – 2006 tercatat hutan Indonesia menyusut 13 kali lapangan sepakbola per menit.

Karena hutan terus menyusut, pusat rehabilitasi, lembaga konservasi dan pusat penyelamat satwa di Indonesia bergulat mengatasi berbagai masalah menyelamatkan satwa. Mereka bekerja keras untuk menelurkan cara dan metodologi yang tepat agar satwa dilindungi yang pernah dipelihara maupun satwa hasil pengembangbiakan dapat dilepasliarkan ke habitat asli.

Taman Margastwa Ragunan (TMR) di Jakarta, misalnya. Mereka bertugas mengembangbiakan satwa dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya. Ketika satwa berhasil dibiakkan, masalah kembali menghadang. Mereka tak dapat melepasliarkan satwa ke habitat asli.

“Biayanya cukup mahal dan harus mendapat persetujuan dari Dephut,” ujar Titisari Puntorini dari TMR dalam sebuah kesempatan. Kelebihan populasi itu terjadi pada jenis banteng, rusa Timor, dan komodo.

Satwa-satwa yang batal dilepasliar tersebut tentu menambah beban bagi TMR. Walaupun pemeliharaan kelebihan populasi itu masih dapat ditangani – memakai anggaran yang diberikan pemerintah daerah DKI Jakarta, pemilik TMR, sebesar Rp30 miliar per tahun, namun TMR tidak dapat memenuhi kebutuhan pembangunan kandang.

Sejak 2003, dana pembangunan itu dihentikan lantaran DPRD DKI Jakarta tidak menyetujuinya. Mereka diminta bekerja sama dengan masyarakat atau pihak swasta. Sebagai contoh, pembangunan Pusat Primata Schmutzer.

Beban itu nampaknya memang harus ditanggung. Sebagai lembaga konservasi, TMR tidak dibenarkan melakukan perdagangan satwa. Mereka hanya diperkenankan menukar satwa dengan kebun binatang lain.
Untuk beberapa jenis dilindungi, bahkan harus mendapatkan persetujuan kepala negara. Karena kewalahan menampung satwa, mereka enggan menerima satwa bekas peliharaan manusia. “Lebih baik diserahkan kepada BKSDA saja,” tegas Titisari. 

Karena kebun binatang mengalami kerepotan menangani satwa, Kementerian Kehutanan bersama mitra – LSM dan Kepolisian mendirikan Pusat Penyelamatan Satwa di beberapa daerah pada 2000. Fungsinya, untuk menampung satwa liar dilindungi hasil upaya penegakan hukum – demi menekan perdagangan satwa liar dilindungi yang marak di Indonesia.

Namun, lantaran ada persoalan pengelolaan, pusat satwa tak lagi terdengar kiprah mereka. Dan, kini kita pun kembali bertanya bagaimana dengan masa depan satwa asli dan langka Nusantara? Apakah kita hanya mampu merenungi nasib mereka?
Sumber: NatGeo Indonesia

24 Juni 2013

Pesawat tercanggih (B2 spirit)


Untuk memenuhi kebutuhan pesawat pembom yang dapat terbang tinggi dan tidak terdeteksi radar musuh, militer AS kembali menggelar proyek Advanced Technology Bomber (ATB). Proyek rahasia ini dikontrol langsung oleh Pemerintahan AS yang saat itu berada dibawah pimpinan Presiden Jimmy Carter (1977-1981).

Jika anda pernah memainkan game Pc: Command and Qonquer General: versi Zero Hours, tentunya anda sudah tidak asing lagi dengan pesawat pembom B-2 Spirit. Pesawat ini merupakan hasil keberhasilan Amerika dalam menciptakan sebuah pesawat pembom yang tak ada tandingannya, dengan bentuknya yang aneh, berwarna hitam dengan sayap yang membentang sangat panjang, dan tak terdeteksi radar. Namun dibalik aura monster dan “ghost” yang disematkan untuk pesawat ini karena pesawat mampu menghilang dari radar musuh, pengoperasiannya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dan karena pengoperasian B-2 teramat besar dan menguras kantong finansial AS, maka saat ini tidak banyak B-2 Spirit yang diterjunkan untuk melakukan misi pemboman kecuali jika situasi yang mendesak memungkinkan untuk dilakukan.

Proyek ATB yang juga melibatkan Pentagon, Dephan AS, dan USAF, sama-sama memfokuskan proyeknya untuk mewujudkan ppesawat pembom yang akan digunakan menyerang Soviet. Tim dari militer dan Pemerintah AS tidak hanya menginginkan terciptanya pesawat pembom berat yang anti-radar dan aman sewaktu melintasi wilayah udara musuh, namun juga mampu mengangkut bom pintar (smart bomb) yang sangat presisi (akurat) serta dapat mengangkut bom nuklir.


Berdasarkan pengalaman pertempuran di Vietnam dan Timur Tengah, yang mengakibatkan ratusan pesawat AS jatuh terkena hantaman rudal anti-pesawat, upaya untuk menghadirkan pesawat yang bisa lolos dari kejaran rudal menjadi semakin mendesak. Sebenarnya hal ini cukup sulit diwujudkan. Dalam tugas khusus, pesawat yang dikenal sebagai Northrop Grumman B-2 Spirit itu bahkan harus memiliki spesifikasi multi-role. Sebagai pesawat pembom jarak jauh anti-radar, B-2 juga harus bisa difungsikan untuk melaksanakan misi pengintaian dari udara.

Proyek untuk menciptakan pesawat tempur stealth anti-radar ini, sebenarnya sudah mulai dikerjakan AS pada pertengahan tahun 1970. Tujuan utama militer AS adalah terwujudnya pesawat pembom strategis yang bisa menggantikan pesawat pembom berat yang masih rawan terkena hantaman rudal darat-ke-udara (SAM), yakni pesawat Boeing B-52 Stratofortress. Prototipe yang menjadi cikal bakal pesawat siluman pun mulai diproduksi seperti B-70 dan B-1A. Namun karena dua pesawat siluman tersebut masih rawan terhadap tembakan rudal lawan, proyek untuk B-70 dan B-1A kemudian dihentikan.

Pada 20 Oktober 1981 rancangan pesawat stealth buatan Northrop/Boeing akhirnya memenangkan kompetisi dan resmi dinamai B-2 Spirit. Nama yang diambil sekaligus untuk menghormati kapal Perang AS bertenaga nuklir dan bersenjata rudal balistik, USS Kitty Hawk (Spirit of Kitty Hawk). Program selanjutnya untuk memproduksi B-2 dalam skala besar pun ditandatangani kontraknya pada bulan Oktober 1981. butuh waktu 8 tahun dan dana sebesar 23 militer dolar untuk research and development, serta melibatkan para pakar dan teknisi penerbangan dari MIT, hingga kerja keras itu akhirnya berhasil mewujudkan B-2.


UJI TERBANG

 Lapangan udara Air Force Plant 42, Palmdale, CA

Produk pertama B-2 yang dipajang di lapangan udara, Air Force Plant 42, Palmdale, California, dipublikasikan ke masyarakat luas pada 22 November 1988. Dan penerbangan B-2 untuk pertama kali dan disaksikan sekitar 13.000 orang berlangsung pada 17 Juli 1989 di Palmdale. Penerbangan perdana diawasi langsung oleh Combined Test Force, Air Force Flight Test Center, yang berlokasi di Edwards Air Force Base, California. Produksi B-2 dalam jumlah besar pun ditandatangani oleh Menhan AS pada bulan April 1990. Semula, produksi B-2 yang akan diproduksi AS sebanyak 132 unit tapi demi penghematan, maka Departemen Pertahanan AS memutuskan untuk memproduksi 76 unit B-2 dengan anggaran 648 miliar dolar AS.

Namun karena tantangan Perang Dingin memudar akibat Soviet yang bubar, rencana produksi B-2 yang semula berjumlah 76 unit, oleh Presiden AS, direduksi lagi menjadi hanya 20 unit. Tujuan produksi B-2 yang semula dirancang untuk melakukan misi terbang jarak jauh ke Soviet pun diubah menjadi misi penerbangan konvensional yang secara militer tak ada tantangannya sama sekali.

Program test flight untuk memastikan bahwa B-2 Spirit siap operasional mendapat dorongan yang signifikan ketika pada bulan Maret 1996. Melalui kongres, Presiden AS Bill Clinton mengucurkan dana yang kemudian digunakan untuk mengupgrade B-2. Dana sebesar 493 juta dolar itu bisa digunakan untuk mengupgrade 21 unit pesawat B-2. Program upgrade yang dilakukan adalah untuk mengganti landing gear, perangkat avionik terbaru, memodifikasi sejumlah struktur pesawat, sistem bahan bakar, dan sistem persenjataan khusus untuk persenjataan B-2 yang mengangkut ratusan bom dilengkapi alat ruang bom (bomb bay) khusus sehingga membuat proses pemasangan bom bisa berjalan lebih cepat.


Kendati biaya produksi, operasional, dan pemeliharaan B-2 makin membengkak pada tahun 1998, B-2 yang sudah fully operation mulai dikirim ke USAF. 8 unit B-2 yang sudah siap upgrade dari Blok 10 ke Blok 30 akan dikirim paling lambat tahun 2000. Beberapa unit pesawat B-2 yang diterima oleh USAF, kemudian mereka tergabung kedalam 509th dan siap menjalani misi tempur.

Para pilot 509th yang menerbangkan B-2 merupakan penerbang pilihan dan sangat profesional dengan jam terbang yang tinggi. Dari 70 pilot yang mendaftar dan umumnya pernah menerbangkan B-2 ketika bergabung di 509th, mereka harus menjalani seleksi ulang secara ketat. Setelah diseleksi, hanya tersisa 20 calon pilot yang terpilih tapi setelah menjalani test di Hughes Weapon Sytem Traine, hanya tersisa 5 pilot yang akhirnya terpilih untuk menerbangkan B-2 di 509th. Sedangkan untuk pilot latih B-2, syaratnya lebih berat lagi, yakni pilot berpangkat kapten dengan 1.000 jam terbang untuk pesawat pembom atau 1.600 jam terbang untuk pesawat tempur.


sumber: military18

22 Juni 2013

Sejarah Pesawat

Otto Lillenthal - melakukan demo terbang pada pesawat layang buatan nya.
inilah yang kemudian menginspirasi Wright bersaudara

Pada saat awal kelahiran pesawat terbang, Indonesia belumlah lahir dan masih merupakan jajahan Belanda yang bernama Hindia Belanda. Untuk menceritakan perkembangan dunia penerbangan “sipil” di Indonesia, mau tak mau kita harus melihat terlebih dulu tentang kisah perkembangan penerbangan di dataran Eropa, yang kemudian membawa pengaruhnya ke bumi Nusantara.

Sebelum kelahiran pesawat terbang, balon udaralah yang merupakan wahana udara yang paling populer. Balon yang berisikan hidrogen atau udara panas seperti yang dilakoni oleh kakak-beradik Joseph-Michel (1740-1810), dan Jacques-Etienne Montgolfier (1745-1799) di Perancis, sukses membawa manusia terbang ke angkasa. Percobaan dengan balon udara panas juga dilakukan di Belanda pada tahun 1804 dengan tokohnya Abraham Hopman (1770-1832). tapi balon udara bukanlah sebuah jawaban ideal untuk mewujudkan “mimpi” manusia untuk terbang ke angkasa (udara), karena sifatnya yang sulit dikendalikan dan sangat mudah terombang-ambing oleh angin.

Otto Lillenthal (1848-1896)

Menjelang berakhirnya abad-19, Otto Lillenthal (1848-1896), membuat pesawat berjenis layang (glider) dengan memanfaatkan gaya aerodinamika dan sayap seperti layaknya burung, ini juga belum sempurna karena pesawat layang harus diterbangkan dari tempat yang tinggi terlebih dahulu seperti di wilayah perbukitan.

Tapi dasar-dasar dari pemikiran Lillenthal lah yang menginspirasi dua bersaudara asal Amerika Serikat, Wilbur dan Orville untuk membuat sebuah model pesawat terbang. Pada 17 Desember 1903, Orville Wright berhasil menerbangkan pesawat buatannya, Flyer, di bukit berpasir Kill Devil, Kitty Hawk- Carolina Utara. Penerbangan tersebut hanya berlangsung selama 12 detik, tapi itu adalah detik-detik pertama yang membuka era fajar penerbangan.

 Wright bersaudara, saat menerbangkan pesawat Model "A" buatan mereka.

Perjalanannya memang tidaklah selalu mulus. Di negerinya sendiri, malah timbul ketidakpercayaan bahwa ada dua bersaudara yang “hanya tamatan SMA”, dengan biaya mereka sendiri, dan hanya bekerja sebagai tukang sepeda, mampu dan sukses membuat sebuah model pesawat terbang dan menerbangkannya. Sedangkan seorang Profesor. Samuel Langley membangun Great Aerodome, dengan melibatkan banyak peneliti serta dibiayai sangat besar oleh negara, justru gagal total dalam membuat dan merancang sebuah pesawat!



EUFORIA PENERBANGAN

Wright Brothers,

Wright Brothers tidak berkecil hati menghadapi sikap pesimis di negerinya sendiri. Mereka memutuskan untuk menunjukkan demo terbang Model “A” di Eropa, tepatnya di Perancis pada tahun 1908. walaupun sudah lebih baik dari Flyer, Model “A” masih terlihat sederhana dan bersayap dua (biplane), sebuah ciri khas pesawat di era awal penerbangan. Sayapnya terbuat dari kerangka kayu yang ditutup kain yang sangat rapuh. Buat bergerak ke depan dan terbang saja, mengandalkan sebuah mesin berdaya dorong kecil. Kontrol kemudi mengandalkan kawat-kawat piano yang melintang satu sama lain, menyatu di dalam kemudi yang berada dibagian tengah sayap sebagai tempat pilot. Saking sederhananya model pesawat tersebut, seseorang bisa saja menjadi perancang, pembuat dan pilot pesawat sekaligus, seperti yang dilakukan Wright Brothers.

Jangan pula dibayangkan demo terbang aerobatik pada zaman itu seperti demo terbang saat ini. Demo terbang Model “A” membosankan!! hanya terbang lurus, bahkan untuk belok pun susah dan harus ekstra hati-hati lantaran kerangka pesawat tidak bisa menopang manuver ekstrem. Salah sedikit saja pesawat bisa jatuh, anginnya juga tidak boleh kencang, bahkan idealnya malah tidak ada angin sama sekali, yang dibuktikan dengan menyalakan rokok, yang asapnya malah membumbung lurus ke atas, melakukan pendaratan juga harus ekstra hati-hati. Pesawat Wright Brothers hanya dilengkapi lunas peluncur tanpa dilengkapi roda buat lepas landas dan mendarat. Jika mendarat terlalu cepat, akan berakibat fatal, bisa-bisa pesawat jadi hancur berkeping-keping.

Namun terlepas dari itu, pesawat buatan Wright bersaudara adalah jawaban dari “impian” terbang manusia selama berabad-abad. Demo terbang mereka mendapatkan banyak kepercayaan dan sambutan hangat baik dari Eropa, bahkan sampai membuat euforia tersendiri bagi banyak orang, yang berusaha mengikuti jejak mereka, membuat pesawat terbang.

Louis Bleriot adalah seorang perancang dan penerbang asal Perancis. Hanya dalam waktu setahun dari Demo Wright, pesawat terbang rancangannya yang disebut Bleriot XI, terbang dari Perancis menuju Inggris. Menakjubkan!! mengingat jaraknya yang dinilai sangat jauh pada masa itu, dan bahkan Bleriot berani terbang di atas lautan!!

Bleriot XI sangatlah maju daripada pesawat Model “A”. bahkan dilihat dari mata sekarang, Bleriot XI dinilai cukup modern, bersayap tunggal (monoplane), memiliki perangkat roda pendarat, bahkan memiliki kokpit dan juga ekor pesawat. Selain itu, Bleriot juga memiliki pemikiran untuk membuka sekolah khusus pilot Bleriot pada tahun yang sama sebagai salah satu usahanya untuk menjual pesawat buatannya.

 model replika pesawat terbang Bleriot XI.
merupakan model yang cukup modern pada waktu itu.

Meskipun mahal, kurikulum sekolah pilot Bleriot sangatlah maju, diajar oleh instruktur yang berpengalaman, dan memiliki banyak pesawat latih. Tak mengherankan banyak orang yang berminat. Kemudian banyak orang di Eropa dan AS yang berbondong-bondong belajar di sana, berlomba-lomba untuk mendapatkan brevet terbangAero Club de France yang prestisius sekaligus menjadi pilot penerbang nomor satu di negaranya, tak terkecuali pilot dari Belanda.

Pilot tiba-tiba menjadi profesi yang sangat menjanjikan. Meskipun mereka juga sangat dekat dengan maut, mereka-mereka ini yang kemudian dibayar mahal untuk menunjukkan kebolehan mereka dalam pertunjukan“atraksi udara” pada pameran-pameran kedirgantaraan atau untuk menerbangkan pesawat-pesawat dari pabrik pembuat pesawat terbang yang tumbuh cukup pesat pada waktu itu.
sebuah poster "tantangan" Aero Club De France.
sebuah poster yang ditujukan bagi mereka yang ingin mengikuti
perlombaan "terbang" pada awal abad-19 dengan pesawat-pesawat buatan mereka sendiri.
 Poster ini bertanggal 16-17 Juni 1912, dan diselenggarakan oleh Klub penerbang Perancis.
ini merupakan tantangan tersendiri bagi mereka-mereka yang telah berhasil membuat model
pesawat terbangnya.


15 Juni 2013

Wawancara pertama dengan lelaki "mati"


Artikel ini diterjemahkan dari artikel majalah New Scientist berjudul First Interview with a Dead Man, ditulis Helen Thomson dan dipublikasikan secara online pada Kamis (23/5/2013) lalu. Artikel dimuat dalam kolom Mindscape, kolom unik tentang ilmu otak yang membahas pengalaman orang dengan kondisi neurologi yang paling misterius.

Artikel ini membahas tentang seorang lelaki, sebut saja bernama Graham. Ia mengalami sindrom Cotard. Ia hidup, tetapi merasa dirinya mati.
"Ketika saya di rumah sakit, saya mengatakan kepada mereka bahwa tablet yang mereka berikan tidak akan membuat kondisi saya menjadi baik karena otak saya mati. Saya kehilangan kepekaan pada bau dan rasa. Saya merasa tak perlu untuk makan, bicara, atau apa pun. Saya akhirnya cuma menghabiskan waktu di pemakaman karena di sanalah tempat terdekat saya bisa mati."

Sembilan tahun lalu, Graham bangun dari tidur dan merasa dirinya mati.

Graham saat itu mengalami sindrom Cotard. Orang dengan kondisi langka ini percaya bahwa dirinya atau bagian dari tubuhnya tak eksis lagi.

Bagi Graham, bagian yang tak eksis lagi itu adalah otak, dan ia percaya bahwa ia telah membunuhnya. Sengsara oleh perasaan tertekan, ia telah mencoba bunuh diri dengan membawa peralatan elektronik untuk mandi.

Delapan bulan setelah bangun dari tidur itu, Graham mengatakan kepada dokternya bahwa otaknya telah mati, atau lebih tepatnya hilang. "Ini benar-benar sulit untuk dijelaskan," katanya. "Saya seperti merasa bahwa otak saya tidak ada lagi. Saya terus mengatakan kepada dokter bahwa tablet tidak akan memberi pengaruh baik karena saya tak punya otak. Saya akan menggorengnya di kamar mandi."

Dokter menemukan bahwa mencoba bicara secara rasional dengan Graham tidak mungkin. Walaupun dia bicara, bernapas, dan hidup, dia tak bisa menerima kondisi bahwa otaknya masih hidup. "Saya merasa terganggu. Saya tak tahu bagaimana saya bisa bicara atau melakukan apa pun tanpa otak, tetapi selama saya merasa menaruh perhatian, saya bisa melakukannya."

Merasa bingung, dokter yang awalnya menangani Graham pun mengirimkannya ke seorang ahli neurologi, Adam Zerman, di University of Exeter, Inggris, dan Steven Laureys di University of Liege, Belgia.

"Ini pertama kali dan satu-satunya kesempatan di mana sekretaris saya mengatakan, 'Sangat penting bagi Anda untuk datang dan bicara dengan pasien ini karena ia mengatakan bahwa dirinya telah mati," kata Laureys.

Antara hidup dan mati

"Dia benar-benar pasien yang tak biasa," kata Zeman. Menurut Zeman, Graham percaya bahwa ia "ada dalam sebuah metafora tentang apa yang dia rasakan tentang dunia, bahwa pengalamannya tak lagi menggerakkannya. Ia merasa berada dalam kondisi antara hidup dan mati."

Tak ada yang tahu seberapa umum sindrom Cotard. Sebuah studi yang dipublikasikan pada tahun 1995 dan merupakan hasil penelitian pada 349 pasien lansia di Hongkong menemukan dua orang yang diduga mengalami sindrom Cotard. Namun demikian, dengan perawatan segera untuk mengatasi depresi—kondisi di mana sindrom Cotard muncul—yang telah tersedia, ilmuwan menduga bahwa sindrom Cotard saat ini sangat langka. Akademisi yang meneliti sindrom ini biasanya hanya fokus pada satu kasus khusus seperti pada Graham.

Beberapa orang yang mengalami sindrom Cotard dilaporkan mati kelaparan karena percaya bahwa dirinya tak perlu lagi makan. Beberapa yang lain mencoba membersihkan dirinya dengan zat asam yang dipercaya bisa membebaskan dirinya dari kondisi sebagai orang mati yang berjalan.

Dalam kasus Graham, saudara laki-laki dan perawatnya harus memastikan bahwa ia makan. "Saya kehilangan indera perasa dan pembau saya. Tak ada gunanya makan karena saya telah mati. Bicara hanya membuang waktu karena saya tak punya sesuatu untuk dibicarakan. Saya bahkan tak punya pemikiran apa pun. Semuanya tak bermakna," urai Graham.

Metabolisme rendah

Studi pada otak Graham akhirnya memberi Zeman dan Laureys beberapa penjelasan. Untuk melakukan studi otak, Zeman dan Laureys menggunakan teknik positron emission tomography (PET) yang membantu memantau metabolisme dalam otak. Pemakaian teknik PET ini untuk mempelajari sindrom Cotard yang diaplikasikan pada Graham adalah yang pertama kali.

Hasil penelitian Zeman dan Laureys mengejutkan. Aktivitas metabolisme pada otak bagian frontal dan parietal Graham sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa otak Graham berada pada kondisi vegetatif.

Ilmuwan mengatakan, bagian frontal dan parietal merupakan bagian yang kerap disebut default mode network, sistem kompleks yang penting agar si pemilik otak memiliki kesadaran. Jaringan ini penting agar seseorang bisa mengingat masa lalu, memikirkan dirinya, merasakan eksistensinya, serta menyadari bahwa dirinya adalah agen dari sebuah tindakan yang dilakukannya sendiri.

"Saya telah melakukan analisis PET selama 15 tahun dan saya tak pernah melihat seseorang yang mampu berdiri dan berinteraksi dengan orang lain dengan kondisi abnormal (seperti pada Graham)," kata Laureys.

"Fungsi otak Graham menunjukkan seseorang yang sedang ada dalam kondisi dibius atau tidur. Melihat kondisi ini pada seseorang yang terjaga adalah unik sepanjang pengetahuan saya," tambahnya.

Zeman mengatakan bahwa hasil scan PET Graham bisa dipengaruhi oleh pil anti-depresi yang dikonsumsi untuk meredakan sindromnya. Tak bijak untuk membuat banyak kesimpulan dari hasil analisis satu orang saja.

Meski demikian, Zeman mengatakan, "Masuk akal bahwa berkurangnya metabolisme membuatnya memiliki pengalaman berbeda tentang dunia dan memengaruhi kemampuannya untuk mengungkapkan alasannya."

Laureys menjelaskan, "Ada banyak hal yang tidak kita ketahui tentang bagaimana menjelaskan kesadaran." Dari kasus Graham, ilmuwan belajar bahwa otak memengaruhi persepsi tentang diri dan bisa tak berfungsi.

Hasil scan PET memberi banyak pengetahuan pada ilmuwan. Namun, bagi Graham, scan itu tak berarti apa-apa. "Saya merasa berada di titik terendah," katanya. Saat ini, giginya sudah mulai menghitam karena jarang disikat dan dirawat.

Graham mengatakan, ia benar-benar tak punya pemikiran tentang masa depan pada saat itu. "Saya tak punya pilihan lain kecuali menerima fakta bahwa saya tak punya cara untuk benar-benar mati. Itu benar-benar mimpi buruk," katanya.

Bayangan pemakaman

Perasaan mati membuat Graham sering pergi ke pemakaman. "Saya cuma merasa bahwa saya merasa baik di sana. Itu adalah tempat terdekat saya bisa mati, walau polisi bisa datang menjemput dan membawa saya pulang," tuturnya.

Ada konsekuensi yang tak bisa dijelaskan dari sindrom yang dialami Graham. Ia mengatakan bahwa ia merasa memiliki kaki indah dengan bulu-bulu. Namun, setelah mengalami sindrom Cotard, semua bulunya rontok. "Saya merasa seperti ayam yang dicabuti bulunya," cetusnya.

Graham terus mendapatkan perawatan. Dengan obat-obatan dan psikoterapi, kondisi Graham berangsur membaik. Ia tak lagi berada dalam sindrom Cotard. Ia bisa hidup mandiri. "Sindrom Cotard-nya hilang dan kapasitasnya untuk merasakan kesenangan hidup telah kembali," kata Zeman.

"Saya tak bisa mengatakan saya telah kembali normal sekarang, tetapi saya merasa jauh lebih baik dan bisa pergi keluar serta melakukan sesuatu di sekeliling rumah," kata Graham.

"Saya tak merasakan otak mati itu lagi. Hanya merasa aneh saja kadang-kadang," tambahnya.

Pengalaman Graham mengubah cara pandangnya tentang kematian. Graham menuturkan, "Saya tak merasa takut akan kematian. Tapi ini tak terkait dengan apa yang terjadi, semua orang akan mati pada akhirnya. Saya merasa beruntung bisa hidup saat ini."

sumber: http://sains.kompas.com/read/2013/05/27/17493452/twitter.com

9 Juni 2013

Wisata manta lebih menguntungkan daripada memburunya


Sekali lagi, paparan ilmiah menegaskan bahwa manta lebih bernilai saat masih hidup, dibanding saat menjadi santapan atau bahan obat.

Sebuah studi di jurnal PLoS ONE memperkirakan bahwa ikan pari manta bisa memberikan devisa dari sektor wisata sebesar US$140 juta atau sekitar Rp1,33 triliun per tahun. Jumlah ini jauh lebih besar jika dibandingkan saat pari manta diburu, dalam keadaan mati, atau diambil insangnya demi pengobatan tradisional Cina.

“Sebagai contoh di Indonesia, penghasilan nelayan dari berburu piring insang ikan pari manta diperkirakan sekitar US$400.000 (Rp3,6 miliar), sementara sektor wisata bisa menghasilkan lebih dari US$15 juta keuntungan bagi masyarakat, dan ini akan terus berulang setiap tahun tanpa mengurangi populasi pari manta itu sendiri,” ungkap penulis penelitian ini, Mary O’Malley dalam rilis medianya.

Dalam beberapa tahun terakhir, ikan pari manta menjadi sasaran perburuan satwa, yang diyakini menjadi bahan pengobatan tradisional di Asia Timur. Namun, dalam studi terbaru ini terkuak bahwa perdagangan insang ikan pari manta hanya bernilai sekitar US$5 juta per tahun, atau hanya sekitar 3,5 persen dari jumlah yang bisa mereka sumbangkan dari sektor wisata alam.

“Kendati kualitas daging pari manta dinilai tidak bagus, namun insang atau peranti pernapasan spesies ini sangat dicari di Asia di mana mereka digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit,” ungkap para penulis.

Insang pari manta dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit, mulai dari asma sampai cacar air, bahkan kanker.Tapi tidak ada bukti ilmiah yang bisa dipercaya bahwa insang pari manta memiliki khasiat pengobatan yang nyata.

“Beberapa praktisi pengobatan bahkan menilai bahwa insang pari manta tidak efektif digunakan sebagai obat dan sudah banyak materi lainnya yang bisa digunakan sebagai pengganti,” ungkap lembaga Manta Trust yang bergerak dalam perlindungan ikan pari manta ini.

Sumber: NatGeo Indonesia

6 Juni 2013

Masa depan..(toyota)

Jika kemarin kita bahas tentang masa depan corning, sekarang kita akan melihat sedikit tentang masa depan toyota. Kalian pasti tahu kan apa itu toyota?? yapp, toyota itu adalah merek mobil terkemuka asal Jepang. Kini, toyota punya banyak inovasi tentang mobil bro, mulai dari mobil listrik, solar(matahari), hidrogen, dll. Nah, kalau tadi itu adalah inovasi dari sisi bahan bakar, yang akan kita bahas saat ini adalah desain dan entertainment masa depan. Mari kita liat cuplikan video ini:


di video itu ada banyak kemudahan yang diberikan untuk kita(konsumen). kemudahan kemudahan itu diantaranya:
1. Memilih warna mobil sesukamu setiap saat. Jadi kamu gak perlu ke tukang cat lagi untuk mengganti cat mobilmu. Praktis banget kan..



2. Di mobil itu, interface nya sangat modern dan futuristik. ada notifikasi email, cuaca, dll

3. desain setir nya keren, mirip setir yang ada di pesawat

4. bisa dikemudikan secara otomatis atau yang biasa disebut autopilot

5. Navigasi secara virtual

6. Mengganti tema interior mobil, mulai dari modern, klasik, futuristik, dll.

7. Balapan secara virtual

8. DJ dan pesta kembang api virtual melalui semua mobil yang diparkir secara rapi


Masih ada banyak lagi bro tentang masa depan, kita lanjut esok hari yaa..

Baca juga tentang
Masa Depan Microsoft
Masa Depan Corning Glass