Indonesia adalah negara yang paling kaya akan budaya dari 33 propinsi yang ada masing-masing menunjukan budayanya baik itu berupa tarian, sampai dengan kain batik. Banyak sekali budaya-budaya yang telah memberi warna terhadap keindahan Indonesia. Budaya merupakan indentitas suatu bangsa dan negara, sehingga budaya dapat memperkenalkan keindahan sebagai salah satu produk khas terpenting untuk negara yang terkenal. Berbicara masalah budaya kali ini Indonesia merupakan negara no 1 yang terkenal akan kaya budayanya, Salah satunya Batik . Batik meruapakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.
Sampai saat ini perkembangan batik sungguh luar biasa, selain sebagai identitas negara batik di Indonesia mempunyai keunikan tersendiri, seperti : Wajibnya memakai batik untuk seluruh warga indonesia ketika hari juma’at, batik juga dipakai oleh anakk-anak sekolah dan sampai juga dengan beberapa kerajinan yang menggunakan batik dan dalam bentuk lainnya, ini sangat luar biasa banget, jika kita lihat di Indonesia sendiri bahkan batik ada hari istimewanya yaitu “hari batik nasional”. Disini kita tau pentingnya budaya untuk dijaga dan jangan sampai hilang ditelan zaman dan perlu kesadaran masyarakat indonesia bahwa batik salah satu icon Indonesia di mata dunia masa depan.
Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan-kerajaan dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Sehingga ketika itu batik juga sebagai alat untuk mengajak orang masuk islam dengan keindahan lukisan yang menyerupai tulisan arab, Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan. Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX.
Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanahlumpur.
Seni pewarnaan kain itu sendiri mempunyai nilai lebih dan keindahan yang menawan sehingga dengan teknik perintang pewarnaan adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan ini menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM di Mesir. Dan begitu di berbagai negara ditemukan batik, bahwa ketika itu bati juga sebagai bahan pembungkus mumi, dan kemudian teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T’ang yaitu sekitar tahun (618-907), serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal.
Walaupun kata “batik” berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. F.A. Sutjipto (sejarawan Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik. Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis.
Upaya untuk menjaga budaya batik yang mendunia ini, beberapa tokoh batik di Indonesia seperti Iwan Tirta, dia memperkenalkan batik ke dunia eropa dengan pengakuannya terhadap pentingnya budaya batik di Indonesia sehingga membuat dia untuk segera mendokumentasikan dan melestarikan seni dan kerajinan batik. Disamping itu upaya yang dilakukan adalah melakukan tanggung jawab untuk mencatat evolusi batik dan minggu dihabiskan di kota, museum dan desa-desa mengumpulkan sampel dan menelusuri asal-usul seni dan pembangunan.
Kemudian melestarikan “kesadaran batik” nya memuncak pada tahun 1966 ketika ia menyelesaikan sebuah buku berjudul Batik Pola dan Motif, merinci aspek historis dan sosiologis dari batik. Iwan Tirta telah berhasil membawa Batik ke tingkat yang baru. Unsur-unsur desain yang direkonstruksi, dihidupkan kembali, dan membawa up-to-date, sehingga menjaga keberadaan batik di Indonesia maupun di dunia. Kemewahan desainnya dan desain tradisional kontemporernya telah muncul di halaman majalah internasional seperti Voque, Harper’s Bazaar, Arsitektur’s Digest, New York Times, Minggu Asia, National Geographic dan lain-lain. Pengagum setia-Nya mulai dari setiap tingkat masyarakat, termasuk aristokrasi dan royalti. Dia telah mengadakan pameran dan fashion show untuk wanita pertama Indonesia dan bagi pemerintah Indonesia, menampilkan koleksi-nya untuk mengunjungi kepala negara dan anggota kerajaan seperti Ratu Elizabeth II, Ratu Sophie dari Spanyol, Ratu Juliana dari Belanda. Sehingga tidak dapat dimungkiri bahwa batik indonesia membuat mata dunia tertarik akan keindahanya seperti inilah yang seharusnya ada pada Indonesia yang kaya akan budaya yang kuat dan melestarikan dengan baik dan jangan sampai hilang. Ini merupakan suatu kebanggaan dan prestasi besar bagi Indonesia.
Sumber: palingindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar