29 Juni 2013
Beginilah Cara Google Bikin Karyawan Betah
Perusahaan mana yang tidak ingin karyawannya setia, produktif, dan betah bekerja di kantor? Karena itulah, perusahaan yang baik dan sehat pasti berusaha menjaga iklim kerja dan semangat para karyawannya dengan memberikan tunjangan serta fasilitas terbaik bagi mereka.
Hal ini pun dilakukan oleh perusahaan-perusahaan teknologi yang berbasis di Silicon Valley, California, AS. Salah satunya adalah Google.
Selain dikenal baik hati kepada para karyawannya, Google juga menjadi salah satu perusahaan teknologi yang paling diincar oleh para pencari kerja. Betapa tidak? Tunjangan-tunjangan serta fasilitas yang diberikan oleh perusahaan yang didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin ini mampu menjamin para karyawannya hidup senang, tenang, dan berkecukupan. Tampaknya tak ada hal lain yang perlu dikhawatirkan oleh para Googler (karyawan Google), kecuali pekerjaan mereka.
Apa saja fasilitas yang bisa dinikmati oleh para Googler?
Google menyediakan transportasi gratis bagi para Googler yang tinggal di sekitar Mountain View, dekat dengan lokasi Googleplex (kantor Google). Google juga menyediakan fasilitas pangkas rambut gratis di kantor bagi para karyawannya yang sibuk. Mereka tak perlu pergi ke salon sendiri dan antre untuk memangkas rambut atau poninya yang sudah mulai panjang.
Agar para Googler bisa benar-benar beristirahat di akhir pekan, Google menyediakan fasilitaslaundry dan layanan dry cleaning di kantornya. Jadi, bukan hal aneh jika setiap akhir pekan para karyawan membawa pakaian kotornya ke Googleplex.
Di Googleplex, karyawan juga bisa bersantai sambil bermain ping pong, biliar, dan foosball alias tablefootball. Meja-meja permainan ini terletak di beberapa tempat dalam gedung. Bagi para Googler yang hobi "berolahraga jempol", Google juga menyediakan perlengkapan video game.
Kalau mau, karyawan Google boleh membawa hewan peliharaannya ke kantor. Akan tetapi, yang satu ini rasanya sulit jika ingin sering dilakukan karena bekerja sambil mengawasi hewan peliharaan bukan hal yang mudah dilakukan. Untuk menyambut akhir pekan, setiap Jumat, para Googler biasa berkumpul bersama sambil minum bir dan anggur gratis.
Seru, tetapi itu belum apa-apa. Masih banyak tunjangan dan fasilitas yang dapat dinikmati oleh para Googler. Daftarnya dilansir oleh Business Insider dan pasti membuat Anda bermimpi untuk bekerja di sana.
Makanan dan minuman gratis
Makan siang gratis di kantor karyawan mungkin hal yang sudah biasa di banyak kantor. Nah, di Googleplex, selain makan siang, sarapan dan makan malam pun selalu tersedia bagi karyawan. Ini karena lokasi kantor Google agak jauh dari restoran. Fasilitas yang satu ini membuat para Googler bisa menghemat waktu dan uang mereka.
Googleplex juga dilengkapi dapur-dapur kecil yang menyediakan kopi, snack, dan minuman bagi para karyawan. Dapur-dapur itu ditempatkan berdekatan dengan ruang kerja karyawan agar Googler tak perlu pergi jauh dari mejanya untuk mengambil makanan. Intinya, perut para penghuni Googleplex dijamin selalu kenyang.
Jaminan kesehatan
Agar karyawannya tetap bugar, Google menyediakan gym dan kolam renang di lingkungan kantornya. Tak tanggung-tanggung, kolam renang itu dijaga oleh petugas khusus untuk memastikan keselamatan para penggunanya. Karyawan Google yang tidak enak badan atau terluka saat bekerja juga bisa membuat janji dengan dokter di Googleplex.
Meskipun bekerja di Google terlihat sangat menyenangkan, para karyawan juga punya tanggung jawab yang besar dan dituntut untuk berkinerja baik. Karena itu, pekerjaan juga bisa membuat mereka pusing. Namun, ketika sukses menyelesaikan suatu proyek dengan baik, mereka bisa menikmati bonus pijat selama 1 jam dari therapist yang disewa Google.
Aturan 80/20
Aturan Google yang satu ini sangat terkenal. Google menuntut para karyawannya untuk menghabiskan 80 persen waktu kerja di kantor untuk mengerjakan pekerjaan mereka, dan meluangkan 20 persen sisanya untuk mengerjakan proyek khusus sesuai passion mereka. Artinya, dalam waktu kerja standar selama seminggu, ada satu hari penuh yang dapat mereka gunakan untuk mengerjakan proyek di luar pekerjaan utama mereka.
Google banyak mengembangkan teknologi masa depan di Google Labs. Menurut Google, kebanyakan teknologi canggih itu justru berawal dari proyek-proyek "sampingan" para karyawan dalam program 20 persen itu.
Bertemu banyak orang pintar
Karyawan Google adalah orang-orang yang pintar. Di Googleplex, mereka juga terbiasa bertemu dan bekerja dengan orang-orang pintar lainnya, termasuk Larry Page dan Sergey Brin. Googler juga sudah terbiasa bertemu dan bekerja dengan para pemimpin, pemikir, dan seleb di industri teknologi.
Meskipun para karyawannya sudah pintar, Google tetap mendorong mereka untuk selalu belajar. Salah satu buktinya, pintu kamar mandi dan bagian atas urinoir dalam toilet kantor mereka dihiasi berbagai puzzle dan tips seputar coding. Rupanya para Googler juga percaya bahwa toilet merupakan salah satu tempat terbaik untuk menemukan inspirasi.
TechStop
TechStop adalah unit tech-support yang dijaga oleh para spesialis TI terbaik di Googleplex. Di sana, para karyawan yang mendapat kesulitan berhubungan dengan hardware dan software bisa meminta pertolongan. TechStop buka 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Urusan TI sepele sekalipun akan dilayani di tempat ini, termasuk ketika karyawan lupa membawa charger laptop-nya ke kantor.
Cuti melahirkan dan punya anak
Pepatah "banyak anak banyak rezeki" tampaknya berlaku bagi para Googler. Sementara kantor-kantor lain hanya memberikan cuti melahirkan kepada para karyawan perempuan, Google juga bermurah hati memberikan cuti "menyambut anak" bagi para karyawan laki-lakinya.
Google memberikan hadiah "libur" selama 6 minggu, dan tetap digaji, kepada Googler laki-laki yang istrinya melahirkan. Sementara itu, kepada Googler perempuan yang baru melahirkan, Google memberikan libur selama 18 minggu setelah sang anak lahir.
Bukan itu saja. Setelah kelahiran sang anak, karyawan juga mendapatkan bonus untuk meringankan biaya-biaya membeli kebutuhan bayi. Setelah sang ibu kembali bekerja, dia bisa membawa bayinya ke kantor dan menitipkannya di fasilitas Day Care yang disediakan di Googleplex.
Tunjangan kematian
Google menjamin kesejahteraan karyawannya, bahkan sampai mereka meninggal dunia. Ketika ada Googler yang meninggal dunia, perusahaan akan mencairkan asuransi jiwa karyawan dan memberikannya kepada keluarga yang ditinggalkan. Google juga akan membayarkan setengah dari gaji karyawan tersebut kepada suami/istrinya yang ditinggalkan hingga 10 tahun ke depan. Selain itu, Google juga akan memberikan tunjangan sebesar 1.000 dollar AS yang diberikan setiap bulan kepada anak-anak almarhum.
Jadi, siapa yang ingin bekerja di Googleplex?
Sumber: http://tekno.kompas.com/read/2013/03/11/17153022/Beginilah.Cara.Google.Bikin.Karyawan.Betah
28 Juni 2013
Khawatir Robot Tentara
Beberapa model robot telah didesain untuk membawa senjata mesin dan senapan canggih. Perusahaan iRobot, yang membuat penyedot debu Roomba, telah mengembangkan sebuah robot untuk melumpuhkan lawan. Sementara Angkatan Laut Amerika Serikat telah mengujicoba pesawat nirawak yang mampu terbang dan mendarat di kapal induk dan menjatuhkan dua ton artileri.
Para pendukung melihat sejumlah manfaat, termasuk kemampuan untuk melancarkan pertempuran dengan pasukan yang tak kenal lelah, dan juga menurunnya kematian. Namun, organisasi internasional meragukan teknologi berbahaya seperti ini dan risiko yang akan dihasilkan.
National Geographic mewawancarai Christof Heyns – seorang pengacara hak asasi manusia dan merupakan Special Rapporteur PBB di bidang hukum, rangkuman, dan tindakan arbitrer – tentang Lethal Autonomous Robots (LARs), istilah untuk robot-robot pejuang, dan apakah para pengembang harus melanjutkannya dengan bebas.
Anda meminta adanya moratorium terkait lethal autonomous robots (LAR). Apa kekhawatiran Anda tentang teknologi ini?
Bisakah robot membuat keputuasan yang dibutuhkan dalam perang, seperti membedakan antara pejuang dan warga sipil? Mereka akan mempermudah negara-negara untuk memutuskan perang dan dapat digunakan oleh para pemimpin lalim untuk menekan orang-orang mereka. Siapa yang akan bertanggungjawab jika robot tersebut menggila? Apakah mesin membunuh manusia bisa diterima?
Banyak negara sudah sejak lama memiliki instrumen perang otomatis yang mematikan seperti misil dan bom, belum lagi meningkatnya penggunaan pesawat nirawak. Apa yang membuat robot-robot ini berbeda?
Bom tidaklah otomatis, begitu juga pesawat nirawak. Ini merupakan pembeda yang sangat penting dan menjadi dasar kekhawatiran seputar LAR. Pesawat nirawak tak lepas dari keterlibatan manusia. LAR tidak, jadi, dengan LAR, mesin membuat keputusan apakah akan membunuh atau siapa yang akan dibunuh.
Meski ada risiko kebijakan hukum, kemanusiaan, dan kebijakan luar negeri, apakah ada sisi positif dari pejuang-pejuang otomatis ini?
Ya, mereka yang mendukung akan menyatakan bahwa robot ini bisa membidik lebih spesifik dan akan mengurangi kematian warga sipil. Mereka juga bisa mendapatkan informasi taktis terkait musuh tertentu yang bisa kita kejar atau kita proses. Akan tetapi, ini membuat mereka jadi semakin mudah untuk memutuskan berperang.
Sumber: NatGeo Indonesia
25 Juni 2013
Mampukah kita merawat satwa langka?
Kebun binatang sejatinya bukanlah tempat menonton satwa, tetapi justru mengembangbiakan satwa langka di luar habitat aslinya.
Serangkaian foto itu membuat pengguna akun media
sosial (twitter, facebook, instagram, path) merasa sesak di dada.
Harimau sumatra, kucing besar langka di negeri ini, terlihat tak
berdaya. Satwa yang di habitat alaminya menjadi penguasa rimba itu
bertubuh kuyu dan kurus. Ia menjadi salah satu satwa yang tinggal di
kandang Kebun Binatang Surabaya di Jawa Timur.
Pengelolaan Kebun Binatang Surabaya pun menjadi sorotan. Pada tahun
2010, Kementerian Kehutanan pernah mencabut izin pengelolaan lantaran
kebun bintang tersangkut masalah kematian sejumlah satwa, termasuk
harimau sumatra.
Boleh jadi persoalan kebun binatang di Surabaya itu menjadi puncak
gunung es bagi pengelolaan satwa di luar habitat alaminya. Memang, bukan
perkara mudah untuk mengurus satwa yang seharusnya berada di rumah
aslinya alias hutan hujan tropis Nusantara.
Usaha penangkaran di luar habitat dan rehabilitasi satwa telah
dilakukan sejak lama. Hal ini dilakukan seiring dengan kawasan hutan
Indonesia yang semakin menyusut. Dari luas total 120,35 juta hektare,
hampir separuh hutan Indonesia mengalami kerusakan atau tak dapat
berfungsi optimal. Pada 2001 – 2006 tercatat hutan Indonesia menyusut 13
kali lapangan sepakbola per menit.
Karena hutan terus menyusut, pusat rehabilitasi, lembaga konservasi
dan pusat penyelamat satwa di Indonesia bergulat mengatasi berbagai
masalah menyelamatkan satwa. Mereka bekerja keras untuk menelurkan cara
dan metodologi yang tepat agar satwa dilindungi yang pernah dipelihara
maupun satwa hasil pengembangbiakan dapat dilepasliarkan ke habitat
asli.
Taman Margastwa Ragunan (TMR) di Jakarta, misalnya. Mereka bertugas
mengembangbiakan satwa dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya.
Ketika satwa berhasil dibiakkan, masalah kembali menghadang. Mereka tak
dapat melepasliarkan satwa ke habitat asli.
“Biayanya cukup mahal dan harus mendapat persetujuan dari Dephut,”
ujar Titisari Puntorini dari TMR dalam sebuah kesempatan. Kelebihan
populasi itu terjadi pada jenis banteng, rusa Timor, dan komodo.
Satwa-satwa yang batal dilepasliar tersebut tentu menambah beban bagi
TMR. Walaupun pemeliharaan kelebihan populasi itu masih dapat ditangani
– memakai anggaran yang diberikan pemerintah daerah DKI Jakarta,
pemilik TMR, sebesar Rp30 miliar per tahun, namun TMR tidak dapat
memenuhi kebutuhan pembangunan kandang.
Sejak 2003, dana pembangunan itu dihentikan lantaran DPRD DKI Jakarta
tidak menyetujuinya. Mereka diminta bekerja sama dengan masyarakat atau
pihak swasta. Sebagai contoh, pembangunan Pusat Primata Schmutzer.
Beban itu nampaknya memang harus ditanggung. Sebagai lembaga
konservasi, TMR tidak dibenarkan melakukan perdagangan satwa. Mereka
hanya diperkenankan menukar satwa dengan kebun binatang lain.
Untuk beberapa jenis dilindungi, bahkan harus mendapatkan persetujuan
kepala negara. Karena kewalahan menampung satwa, mereka enggan menerima
satwa bekas peliharaan manusia. “Lebih baik diserahkan kepada BKSDA
saja,” tegas Titisari.
Karena kebun binatang mengalami kerepotan menangani satwa,
Kementerian Kehutanan bersama mitra – LSM dan Kepolisian mendirikan
Pusat Penyelamatan Satwa di beberapa daerah pada 2000. Fungsinya, untuk
menampung satwa liar dilindungi hasil upaya penegakan hukum – demi
menekan perdagangan satwa liar dilindungi yang marak di Indonesia.
Namun, lantaran ada persoalan pengelolaan, pusat satwa tak lagi
terdengar kiprah mereka. Dan, kini kita pun kembali bertanya bagaimana
dengan masa depan satwa asli dan langka Nusantara? Apakah kita hanya
mampu merenungi nasib mereka?
Sumber: NatGeo Indonesia
24 Juni 2013
Pesawat tercanggih (B2 spirit)
Jika anda pernah memainkan game Pc: Command and Qonquer General: versi Zero Hours, tentunya anda sudah tidak asing lagi dengan pesawat pembom B-2 Spirit. Pesawat ini merupakan hasil keberhasilan Amerika dalam menciptakan sebuah pesawat pembom yang tak ada tandingannya, dengan bentuknya yang aneh, berwarna hitam dengan sayap yang membentang sangat panjang, dan tak terdeteksi radar. Namun dibalik aura monster dan “ghost” yang disematkan untuk pesawat ini karena pesawat mampu menghilang dari radar musuh, pengoperasiannya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dan karena pengoperasian B-2 teramat besar dan menguras kantong finansial AS, maka saat ini tidak banyak B-2 Spirit yang diterjunkan untuk melakukan misi pemboman kecuali jika situasi yang mendesak memungkinkan untuk dilakukan.
Proyek ATB yang juga melibatkan Pentagon, Dephan AS, dan USAF, sama-sama memfokuskan proyeknya untuk mewujudkan ppesawat pembom yang akan digunakan menyerang Soviet. Tim dari militer dan Pemerintah AS tidak hanya menginginkan terciptanya pesawat pembom berat yang anti-radar dan aman sewaktu melintasi wilayah udara musuh, namun juga mampu mengangkut bom pintar (smart bomb) yang sangat presisi (akurat) serta dapat mengangkut bom nuklir.
Berdasarkan pengalaman pertempuran di Vietnam dan Timur Tengah, yang mengakibatkan ratusan pesawat AS jatuh terkena hantaman rudal anti-pesawat, upaya untuk menghadirkan pesawat yang bisa lolos dari kejaran rudal menjadi semakin mendesak. Sebenarnya hal ini cukup sulit diwujudkan. Dalam tugas khusus, pesawat yang dikenal sebagai Northrop Grumman B-2 Spirit itu bahkan harus memiliki spesifikasi multi-role. Sebagai pesawat pembom jarak jauh anti-radar, B-2 juga harus bisa difungsikan untuk melaksanakan misi pengintaian dari udara.
Proyek untuk menciptakan pesawat tempur stealth anti-radar ini, sebenarnya sudah mulai dikerjakan AS pada pertengahan tahun 1970. Tujuan utama militer AS adalah terwujudnya pesawat pembom strategis yang bisa menggantikan pesawat pembom berat yang masih rawan terkena hantaman rudal darat-ke-udara (SAM), yakni pesawat Boeing B-52 Stratofortress. Prototipe yang menjadi cikal bakal pesawat siluman pun mulai diproduksi seperti B-70 dan B-1A. Namun karena dua pesawat siluman tersebut masih rawan terhadap tembakan rudal lawan, proyek untuk B-70 dan B-1A kemudian dihentikan.
Pada 20 Oktober 1981 rancangan pesawat stealth buatan Northrop/Boeing akhirnya memenangkan kompetisi dan resmi dinamai B-2 Spirit. Nama yang diambil sekaligus untuk menghormati kapal Perang AS bertenaga nuklir dan bersenjata rudal balistik, USS Kitty Hawk (Spirit of Kitty Hawk). Program selanjutnya untuk memproduksi B-2 dalam skala besar pun ditandatangani kontraknya pada bulan Oktober 1981. butuh waktu 8 tahun dan dana sebesar 23 militer dolar untuk research and development, serta melibatkan para pakar dan teknisi penerbangan dari MIT, hingga kerja keras itu akhirnya berhasil mewujudkan B-2.
UJI TERBANG
Lapangan udara Air Force Plant 42, Palmdale, CA
Produk pertama B-2 yang dipajang di lapangan udara, Air Force Plant 42, Palmdale, California, dipublikasikan ke masyarakat luas pada 22 November 1988. Dan penerbangan B-2 untuk pertama kali dan disaksikan sekitar 13.000 orang berlangsung pada 17 Juli 1989 di Palmdale. Penerbangan perdana diawasi langsung oleh Combined Test Force, Air Force Flight Test Center, yang berlokasi di Edwards Air Force Base, California. Produksi B-2 dalam jumlah besar pun ditandatangani oleh Menhan AS pada bulan April 1990. Semula, produksi B-2 yang akan diproduksi AS sebanyak 132 unit tapi demi penghematan, maka Departemen Pertahanan AS memutuskan untuk memproduksi 76 unit B-2 dengan anggaran 648 miliar dolar AS.
Namun karena tantangan Perang Dingin memudar akibat Soviet yang bubar, rencana produksi B-2 yang semula berjumlah 76 unit, oleh Presiden AS, direduksi lagi menjadi hanya 20 unit. Tujuan produksi B-2 yang semula dirancang untuk melakukan misi terbang jarak jauh ke Soviet pun diubah menjadi misi penerbangan konvensional yang secara militer tak ada tantangannya sama sekali.
Program test flight untuk memastikan bahwa B-2 Spirit siap operasional mendapat dorongan yang signifikan ketika pada bulan Maret 1996. Melalui kongres, Presiden AS Bill Clinton mengucurkan dana yang kemudian digunakan untuk mengupgrade B-2. Dana sebesar 493 juta dolar itu bisa digunakan untuk mengupgrade 21 unit pesawat B-2. Program upgrade yang dilakukan adalah untuk mengganti landing gear, perangkat avionik terbaru, memodifikasi sejumlah struktur pesawat, sistem bahan bakar, dan sistem persenjataan khusus untuk persenjataan B-2 yang mengangkut ratusan bom dilengkapi alat ruang bom (bomb bay) khusus sehingga membuat proses pemasangan bom bisa berjalan lebih cepat.
Para pilot 509th yang menerbangkan B-2 merupakan penerbang pilihan dan sangat profesional dengan jam terbang yang tinggi. Dari 70 pilot yang mendaftar dan umumnya pernah menerbangkan B-2 ketika bergabung di 509th, mereka harus menjalani seleksi ulang secara ketat. Setelah diseleksi, hanya tersisa 20 calon pilot yang terpilih tapi setelah menjalani test di Hughes Weapon Sytem Traine, hanya tersisa 5 pilot yang akhirnya terpilih untuk menerbangkan B-2 di 509th. Sedangkan untuk pilot latih B-2, syaratnya lebih berat lagi, yakni pilot berpangkat kapten dengan 1.000 jam terbang untuk pesawat pembom atau 1.600 jam terbang untuk pesawat tempur.
sumber: military18
22 Juni 2013
Sejarah Pesawat
|
Otto Lillenthal - melakukan demo terbang
pada pesawat layang buatan nya.
inilah yang kemudian menginspirasi Wright
bersaudara
|
Pada saat awal
kelahiran pesawat terbang, Indonesia belumlah lahir dan masih merupakan jajahan
Belanda yang bernama Hindia Belanda. Untuk menceritakan perkembangan dunia
penerbangan “sipil” di Indonesia, mau tak mau kita harus melihat terlebih dulu
tentang kisah perkembangan penerbangan di dataran Eropa, yang kemudian membawa
pengaruhnya ke bumi Nusantara.
Sebelum kelahiran
pesawat terbang, balon udaralah yang merupakan wahana udara yang paling
populer. Balon yang berisikan hidrogen atau udara panas seperti yang dilakoni
oleh kakak-beradik Joseph-Michel (1740-1810), dan Jacques-Etienne Montgolfier
(1745-1799) di Perancis, sukses membawa manusia terbang ke angkasa. Percobaan
dengan balon udara panas juga dilakukan di Belanda pada tahun 1804 dengan
tokohnya Abraham Hopman (1770-1832). tapi balon udara bukanlah sebuah jawaban
ideal untuk mewujudkan “mimpi” manusia untuk terbang ke angkasa
(udara), karena sifatnya yang sulit dikendalikan dan sangat mudah
terombang-ambing oleh angin.
Menjelang berakhirnya
abad-19, Otto Lillenthal (1848-1896), membuat pesawat berjenis layang (glider)
dengan memanfaatkan gaya aerodinamika dan sayap seperti layaknya burung, ini
juga belum sempurna karena pesawat layang harus diterbangkan dari tempat yang tinggi
terlebih dahulu seperti di wilayah perbukitan.
Tapi dasar-dasar dari
pemikiran Lillenthal lah yang menginspirasi dua bersaudara asal Amerika
Serikat, Wilbur dan Orville untuk membuat sebuah model pesawat terbang. Pada 17
Desember 1903, Orville Wright berhasil menerbangkan pesawat buatannya, Flyer,
di bukit berpasir Kill Devil, Kitty Hawk- Carolina Utara. Penerbangan tersebut
hanya berlangsung selama 12 detik, tapi itu adalah detik-detik pertama yang
membuka era fajar penerbangan.
Perjalanannya memang
tidaklah selalu mulus. Di negerinya sendiri, malah timbul ketidakpercayaan
bahwa ada dua bersaudara yang “hanya tamatan SMA”, dengan biaya mereka sendiri,
dan hanya bekerja sebagai tukang sepeda, mampu dan sukses membuat sebuah model
pesawat terbang dan menerbangkannya. Sedangkan seorang Profesor. Samuel Langley
membangun Great Aerodome, dengan melibatkan banyak peneliti serta dibiayai
sangat besar oleh negara, justru gagal total dalam membuat dan merancang sebuah
pesawat!
EUFORIA PENERBANGAN
Wright Brothers tidak
berkecil hati menghadapi sikap pesimis di negerinya sendiri. Mereka memutuskan
untuk menunjukkan demo terbang Model “A” di Eropa, tepatnya di Perancis pada
tahun 1908. walaupun sudah lebih baik dari Flyer, Model “A” masih terlihat sederhana
dan bersayap dua (biplane), sebuah ciri khas pesawat di era awal penerbangan.
Sayapnya terbuat dari kerangka kayu yang ditutup kain yang sangat rapuh. Buat
bergerak ke depan dan terbang saja, mengandalkan sebuah mesin berdaya dorong
kecil. Kontrol kemudi mengandalkan kawat-kawat piano yang melintang satu sama
lain, menyatu di dalam kemudi yang berada dibagian tengah sayap sebagai tempat
pilot. Saking sederhananya model pesawat tersebut, seseorang bisa saja menjadi
perancang, pembuat dan pilot pesawat sekaligus, seperti yang dilakukan Wright
Brothers.
Jangan pula
dibayangkan demo terbang aerobatik pada zaman itu seperti demo terbang saat
ini. Demo terbang Model “A” membosankan!! hanya terbang lurus, bahkan untuk
belok pun susah dan harus ekstra hati-hati lantaran kerangka pesawat tidak bisa
menopang manuver ekstrem. Salah sedikit saja pesawat bisa jatuh, anginnya juga
tidak boleh kencang, bahkan idealnya malah tidak ada angin sama sekali, yang
dibuktikan dengan menyalakan rokok, yang asapnya malah membumbung lurus ke
atas, melakukan pendaratan juga harus ekstra hati-hati. Pesawat Wright Brothers
hanya dilengkapi lunas peluncur tanpa dilengkapi roda buat lepas landas dan
mendarat. Jika mendarat terlalu cepat, akan berakibat fatal, bisa-bisa pesawat
jadi hancur berkeping-keping.
Namun terlepas dari
itu, pesawat buatan Wright bersaudara adalah jawaban dari “impian” terbang
manusia selama berabad-abad. Demo terbang mereka mendapatkan banyak kepercayaan
dan sambutan hangat baik dari Eropa, bahkan sampai membuat euforia tersendiri
bagi banyak orang, yang berusaha mengikuti jejak mereka, membuat pesawat
terbang.
Louis Bleriot adalah
seorang perancang dan penerbang asal Perancis. Hanya dalam waktu setahun dari
Demo Wright, pesawat terbang rancangannya yang disebut Bleriot XI, terbang dari
Perancis menuju Inggris. Menakjubkan!! mengingat jaraknya yang dinilai sangat
jauh pada masa itu, dan bahkan Bleriot berani terbang di atas lautan!!
Bleriot XI sangatlah
maju daripada pesawat Model “A”. bahkan dilihat dari mata sekarang, Bleriot XI
dinilai cukup modern, bersayap tunggal (monoplane), memiliki perangkat roda
pendarat, bahkan memiliki kokpit dan juga ekor pesawat. Selain itu, Bleriot
juga memiliki pemikiran untuk membuka sekolah khusus pilot Bleriot pada tahun
yang sama sebagai salah satu usahanya untuk menjual pesawat buatannya.
Meskipun mahal, kurikulum sekolah pilot
Bleriot sangatlah maju, diajar oleh instruktur yang berpengalaman, dan memiliki
banyak pesawat latih. Tak mengherankan banyak orang yang berminat. Kemudian
banyak orang di Eropa dan AS yang berbondong-bondong belajar di sana,
berlomba-lomba untuk mendapatkan brevet terbangAero Club de France yang prestisius sekaligus menjadi pilot
penerbang nomor satu di negaranya, tak terkecuali pilot dari Belanda.
Pilot tiba-tiba menjadi profesi yang sangat
menjanjikan. Meskipun mereka juga sangat dekat dengan maut, mereka-mereka ini
yang kemudian dibayar mahal untuk menunjukkan kebolehan mereka dalam
pertunjukan“atraksi udara” pada pameran-pameran kedirgantaraan atau
untuk menerbangkan pesawat-pesawat dari pabrik pembuat pesawat terbang yang
tumbuh cukup pesat pada waktu itu.
sebuah poster "tantangan" Aero
Club De France.
sebuah poster yang ditujukan bagi mereka yang ingin mengikuti
perlombaan "terbang" pada awal
abad-19 dengan pesawat-pesawat buatan mereka sendiri.
Poster ini bertanggal 16-17 Juni 1912,
dan diselenggarakan oleh Klub penerbang Perancis.
ini merupakan tantangan tersendiri bagi mereka-mereka yang telah berhasil membuat model
pesawat terbangnya.
|
15 Juni 2013
Wawancara pertama dengan lelaki "mati"
Artikel ini membahas tentang seorang lelaki, sebut saja bernama Graham. Ia mengalami sindrom Cotard. Ia hidup, tetapi merasa dirinya mati."Ketika saya di rumah sakit, saya mengatakan kepada mereka bahwa tablet yang mereka berikan tidak akan membuat kondisi saya menjadi baik karena otak saya mati. Saya kehilangan kepekaan pada bau dan rasa. Saya merasa tak perlu untuk makan, bicara, atau apa pun. Saya akhirnya cuma menghabiskan waktu di pemakaman karena di sanalah tempat terdekat saya bisa mati."
Sembilan tahun lalu, Graham bangun dari tidur dan merasa dirinya mati.
Graham saat itu mengalami sindrom Cotard. Orang dengan kondisi langka ini percaya bahwa dirinya atau bagian dari tubuhnya tak eksis lagi.
Bagi Graham, bagian yang tak eksis lagi itu adalah otak, dan ia percaya bahwa ia telah membunuhnya. Sengsara oleh perasaan tertekan, ia telah mencoba bunuh diri dengan membawa peralatan elektronik untuk mandi.
Delapan bulan setelah bangun dari tidur itu, Graham mengatakan kepada dokternya bahwa otaknya telah mati, atau lebih tepatnya hilang. "Ini benar-benar sulit untuk dijelaskan," katanya. "Saya seperti merasa bahwa otak saya tidak ada lagi. Saya terus mengatakan kepada dokter bahwa tablet tidak akan memberi pengaruh baik karena saya tak punya otak. Saya akan menggorengnya di kamar mandi."
Dokter menemukan bahwa mencoba bicara secara rasional dengan Graham tidak mungkin. Walaupun dia bicara, bernapas, dan hidup, dia tak bisa menerima kondisi bahwa otaknya masih hidup. "Saya merasa terganggu. Saya tak tahu bagaimana saya bisa bicara atau melakukan apa pun tanpa otak, tetapi selama saya merasa menaruh perhatian, saya bisa melakukannya."
Merasa bingung, dokter yang awalnya menangani Graham pun mengirimkannya ke seorang ahli neurologi, Adam Zerman, di University of Exeter, Inggris, dan Steven Laureys di University of Liege, Belgia.
"Ini pertama kali dan satu-satunya kesempatan di mana sekretaris saya mengatakan, 'Sangat penting bagi Anda untuk datang dan bicara dengan pasien ini karena ia mengatakan bahwa dirinya telah mati," kata Laureys.
Antara hidup dan mati
"Dia benar-benar pasien yang tak biasa," kata Zeman. Menurut Zeman, Graham percaya bahwa ia "ada dalam sebuah metafora tentang apa yang dia rasakan tentang dunia, bahwa pengalamannya tak lagi menggerakkannya. Ia merasa berada dalam kondisi antara hidup dan mati."
Tak ada yang tahu seberapa umum sindrom Cotard. Sebuah studi yang dipublikasikan pada tahun 1995 dan merupakan hasil penelitian pada 349 pasien lansia di Hongkong menemukan dua orang yang diduga mengalami sindrom Cotard. Namun demikian, dengan perawatan segera untuk mengatasi depresi—kondisi di mana sindrom Cotard muncul—yang telah tersedia, ilmuwan menduga bahwa sindrom Cotard saat ini sangat langka. Akademisi yang meneliti sindrom ini biasanya hanya fokus pada satu kasus khusus seperti pada Graham.
Beberapa orang yang mengalami sindrom Cotard dilaporkan mati kelaparan karena percaya bahwa dirinya tak perlu lagi makan. Beberapa yang lain mencoba membersihkan dirinya dengan zat asam yang dipercaya bisa membebaskan dirinya dari kondisi sebagai orang mati yang berjalan.
Dalam kasus Graham, saudara laki-laki dan perawatnya harus memastikan bahwa ia makan. "Saya kehilangan indera perasa dan pembau saya. Tak ada gunanya makan karena saya telah mati. Bicara hanya membuang waktu karena saya tak punya sesuatu untuk dibicarakan. Saya bahkan tak punya pemikiran apa pun. Semuanya tak bermakna," urai Graham.
Metabolisme rendah
Studi pada otak Graham akhirnya memberi Zeman dan Laureys beberapa penjelasan. Untuk melakukan studi otak, Zeman dan Laureys menggunakan teknik positron emission tomography (PET) yang membantu memantau metabolisme dalam otak. Pemakaian teknik PET ini untuk mempelajari sindrom Cotard yang diaplikasikan pada Graham adalah yang pertama kali.
Hasil penelitian Zeman dan Laureys mengejutkan. Aktivitas metabolisme pada otak bagian frontal dan parietal Graham sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa otak Graham berada pada kondisi vegetatif.
Ilmuwan mengatakan, bagian frontal dan parietal merupakan bagian yang kerap disebut default mode network, sistem kompleks yang penting agar si pemilik otak memiliki kesadaran. Jaringan ini penting agar seseorang bisa mengingat masa lalu, memikirkan dirinya, merasakan eksistensinya, serta menyadari bahwa dirinya adalah agen dari sebuah tindakan yang dilakukannya sendiri.
"Saya telah melakukan analisis PET selama 15 tahun dan saya tak pernah melihat seseorang yang mampu berdiri dan berinteraksi dengan orang lain dengan kondisi abnormal (seperti pada Graham)," kata Laureys.
"Fungsi otak Graham menunjukkan seseorang yang sedang ada dalam kondisi dibius atau tidur. Melihat kondisi ini pada seseorang yang terjaga adalah unik sepanjang pengetahuan saya," tambahnya.
Zeman mengatakan bahwa hasil scan PET Graham bisa dipengaruhi oleh pil anti-depresi yang dikonsumsi untuk meredakan sindromnya. Tak bijak untuk membuat banyak kesimpulan dari hasil analisis satu orang saja.
Meski demikian, Zeman mengatakan, "Masuk akal bahwa berkurangnya metabolisme membuatnya memiliki pengalaman berbeda tentang dunia dan memengaruhi kemampuannya untuk mengungkapkan alasannya."
Laureys menjelaskan, "Ada banyak hal yang tidak kita ketahui tentang bagaimana menjelaskan kesadaran." Dari kasus Graham, ilmuwan belajar bahwa otak memengaruhi persepsi tentang diri dan bisa tak berfungsi.
Hasil scan PET memberi banyak pengetahuan pada ilmuwan. Namun, bagi Graham, scan itu tak berarti apa-apa. "Saya merasa berada di titik terendah," katanya. Saat ini, giginya sudah mulai menghitam karena jarang disikat dan dirawat.
Graham mengatakan, ia benar-benar tak punya pemikiran tentang masa depan pada saat itu. "Saya tak punya pilihan lain kecuali menerima fakta bahwa saya tak punya cara untuk benar-benar mati. Itu benar-benar mimpi buruk," katanya.
Bayangan pemakaman
Perasaan mati membuat Graham sering pergi ke pemakaman. "Saya cuma merasa bahwa saya merasa baik di sana. Itu adalah tempat terdekat saya bisa mati, walau polisi bisa datang menjemput dan membawa saya pulang," tuturnya.
Ada konsekuensi yang tak bisa dijelaskan dari sindrom yang dialami Graham. Ia mengatakan bahwa ia merasa memiliki kaki indah dengan bulu-bulu. Namun, setelah mengalami sindrom Cotard, semua bulunya rontok. "Saya merasa seperti ayam yang dicabuti bulunya," cetusnya.
Graham terus mendapatkan perawatan. Dengan obat-obatan dan psikoterapi, kondisi Graham berangsur membaik. Ia tak lagi berada dalam sindrom Cotard. Ia bisa hidup mandiri. "Sindrom Cotard-nya hilang dan kapasitasnya untuk merasakan kesenangan hidup telah kembali," kata Zeman.
"Saya tak bisa mengatakan saya telah kembali normal sekarang, tetapi saya merasa jauh lebih baik dan bisa pergi keluar serta melakukan sesuatu di sekeliling rumah," kata Graham.
"Saya tak merasakan otak mati itu lagi. Hanya merasa aneh saja kadang-kadang," tambahnya.
Pengalaman Graham mengubah cara pandangnya tentang kematian. Graham menuturkan, "Saya tak merasa takut akan kematian. Tapi ini tak terkait dengan apa yang terjadi, semua orang akan mati pada akhirnya. Saya merasa beruntung bisa hidup saat ini."
sumber: http://sains.kompas.com/read/2013/05/27/17493452/twitter.com
9 Juni 2013
Wisata manta lebih menguntungkan daripada memburunya
Sekali lagi, paparan ilmiah
menegaskan bahwa manta lebih bernilai saat masih hidup, dibanding saat menjadi
santapan atau bahan obat.
Sebuah studi di jurnal PLoS
ONE memperkirakan bahwa ikan pari manta bisa memberikan devisa dari
sektor wisata sebesar US$140 juta atau sekitar Rp1,33 triliun per tahun. Jumlah
ini jauh lebih besar jika dibandingkan saat pari manta diburu, dalam keadaan
mati, atau diambil insangnya demi pengobatan tradisional Cina.
“Sebagai contoh di Indonesia,
penghasilan nelayan dari berburu piring insang ikan pari manta diperkirakan
sekitar US$400.000 (Rp3,6 miliar), sementara sektor wisata bisa menghasilkan
lebih dari US$15 juta keuntungan bagi masyarakat, dan ini akan terus berulang
setiap tahun tanpa mengurangi populasi pari manta itu sendiri,” ungkap penulis
penelitian ini, Mary O’Malley dalam rilis medianya.
Dalam beberapa tahun terakhir, ikan
pari manta menjadi sasaran perburuan satwa, yang diyakini menjadi bahan
pengobatan tradisional di Asia Timur. Namun, dalam studi terbaru ini terkuak
bahwa perdagangan insang ikan pari manta hanya bernilai sekitar US$5 juta per
tahun, atau hanya sekitar 3,5 persen dari jumlah yang bisa mereka sumbangkan
dari sektor wisata alam.
“Kendati kualitas daging pari manta
dinilai tidak bagus, namun insang atau peranti pernapasan spesies ini sangat
dicari di Asia di mana mereka digunakan untuk mengobati berbagai macam
penyakit,” ungkap para penulis.
Insang pari manta dipercaya bisa
menyembuhkan berbagai penyakit, mulai dari asma sampai cacar air, bahkan
kanker.Tapi tidak ada bukti ilmiah yang
bisa dipercaya bahwa insang pari manta memiliki khasiat pengobatan yang nyata.
“Beberapa praktisi pengobatan bahkan
menilai bahwa insang pari manta tidak efektif digunakan sebagai obat dan sudah
banyak materi lainnya yang bisa digunakan sebagai pengganti,” ungkap lembaga
Manta Trust yang bergerak dalam perlindungan ikan pari manta ini.
Sumber: NatGeo Indonesia
6 Juni 2013
Masa depan..(toyota)
Jika kemarin kita bahas tentang masa depan corning, sekarang kita akan melihat sedikit tentang masa depan toyota. Kalian pasti tahu kan apa itu toyota?? yapp, toyota itu adalah merek mobil terkemuka asal Jepang. Kini, toyota punya banyak inovasi tentang mobil bro, mulai dari mobil listrik, solar(matahari), hidrogen, dll. Nah, kalau tadi itu adalah inovasi dari sisi bahan bakar, yang akan kita bahas saat ini adalah desain dan entertainment masa depan. Mari kita liat cuplikan video ini:
di video itu ada banyak kemudahan yang diberikan untuk kita(konsumen). kemudahan kemudahan itu diantaranya:
1. Memilih warna mobil sesukamu setiap saat. Jadi kamu gak perlu ke tukang cat lagi untuk mengganti cat mobilmu. Praktis banget kan..
4. bisa dikemudikan secara otomatis atau yang biasa disebut autopilot
7. Balapan secara virtual
8. DJ dan pesta kembang api virtual melalui semua mobil yang diparkir secara rapi
Baca juga tentang
Masa Depan Microsoft
Masa Depan Corning Glass
Langganan:
Postingan (Atom)